Jotta A – Agnus Dei

 

Menjalani Hidup yang Lebih Baik

Bagi beberapa orang, hidup baik berarti berpenampilan baik (looking good). Kita menjunjung tinggi keindahan dan penampilan menarik. Apakah anda mengetahui masalah dari berpenampilan menarik? Tidak ada standar universal. Apa yang tampak menarik bagi anda mungkin tidak tampak menarik bagi saya. Dan apa yang kelihatan indah bagi saya mungkin tidak tampak indah bagi anda.

Bagi beberapa orang beranggapan bahwa hidup yang baik berarti kenyamanan (feeling good). Apa pun bentuknya, mereka berusaha untuk merasa nyaman. Hal itu mungkin berarti duduk di bak mandi yang hangat airnya, bepergian ke tempat wisata, atau bersantai. Mereka menikmati kesenangan berapa pun biayanya. Standar hidup mereka telah mendewakan kenikmatan.

 

Belajar dari Ayub

Sudah sering kita mendengar kisah tentang Ayub, karena pencobaan yang dia alami sangatlah berat. Kita bisa belajar banyak dari sosok Ayub, sampai TUHAN sendiri pun memuji sosok Ayub.

“Ayub 1:8b Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan TUHAN dan menjauhi kejahatan”

Saya tidak tahu, apabila kejadian yang serupa yang dialami Ayub itu terjadi di kehidupan saya, apakah akan berakhir indah seperti yang telah tertulis di kitab Ayub. Karena pencobaan yang dialami Ayub sangatlah berat, mungkin itu yang terberat sepanjang sejarah kehidupan manusia. Bayangkan saja tiba-tiba kehidupannya berubah drastis, mungkin kalau cuma harta benda yang diambil tidaklah terlalu masalah karena itu bisa di cari lagi, tapi yang sangat membuat Ayub saat itu terpukul adalah dia kehilangan harta yang sangat berharga didalam hidupnya, yaitu kesepuluh anaknya. Tapi sikap Ayub terhadap pencobaan iblis yang pertama sangat baik.

 

Bentuk Lain dari Kasih

Kasih merupakan hukum yang terutama, sesuai apa yang firman Tuhan katakan. Jadi sangatlah penting mempunyai sifat Kasih itu di dalam kehidupan ke-Kristenan kita. Salah satu bentuk itu akan saya bahas sebentar lagi.

Baru-baru ini saya menonton sebuah film dengan judul “Into The Wild”, film yang menurut saya sangat bagus. Film itu menceritakan seorang pemuda bernama Christopher Johnson McCandless yang menjalani hidup nya dengan sangat berbeda dari kebanyakan orang. Dengan latar belakang keluarga yang sebetulnya tidak kacau-kacau amat, berkecukupan dalam hal materi, lulus dari perguruan tinggi, dia memutuskan untuk hidup dengan caranya sendiri tanpa bergantung kepada keluarga dan uang. Dia muak dengan kehidupan nya selama ini yang hanya menjadi obsesi dari orang tua-nya saja. Dia tidak suka dengan cara hidup keluarganya yang sangat mendewakan uang. Tujuan dia yang paling utama adalah untuk pergi ke Alaska dan hidup dengan alam.

 

A Father’s Love For His Son

 

Don’t Give Up

 

Math and GOD

 

Kasih

Di tulisan sebelumnya kita dah sama-sama belajar tentang bagaimana kita menyikapi hidup kita, dan saya harap kita terus ingat bahwa hidup kita bukanlah mengenai “kita” dan seharusnya kita membiarkan “TUHAN” menjadi pusat dari kehidupan kita.

Kali ini saya mau membahas hal yang sering kita dengar tapi sangat jarang sekali kita praktekan. Ehmmm…pasti pada bingung ya :D. Oke-oke disini saya gak mau main tebak-tebakan kok, langsung aja kita bahas hal apasih itu.

KASIH, yap kalian gak salah baca. Saya ada sebuah cerita yang saya mau bagikan ke teman-teman.

Ada sebuah keluarga yang sangat bahagia dengan kehadiran beberapa anak dan cucu. Hidup terasa lengkap saat semua nya berjalan seperti yang mereka kehendaki.

 

What is Our Life About?

Hello Guys… 🙂
H-1 menjelang natal ini saya mau coba post tulisan yang pastinya tetap berhubungan dengan apa yang saya post sebelumnya. Ok, langsung aja tanpa basa basi kita kembali ke laptop…. 😀

Sebelumnya saya post tulisan dengan judul “Our Life is not About Us”, saya harap kita semua dapat mengerti dan membuka mata kita tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan hidup kita di dunia ini.

Ok, pasti kalian banyak yang bertanya-tanya “kalau hidup ini bukan tentang saya, jadi tentang siapa donk?”. Pertanyaan yang sangat bagus dan sederhana. Oke, saya mau kasih ilustrasi sederhana. Anda adalah seorang pembuat pedang, dan anda sangat ahli dalam membuat pedang-pedang yang berkualitas. Tentunya anda tahu tujuan kelak pedang tersebut pada waktu selesai di buat, dan anda sangat bangga dengan buatan anda tersebut karena anda membuat nya dengan sangat hati-hati dan teliti agar dapat menjadi senjata yang hebat. Tentunya si Pedang pun tahu dan mengerti untuk apa dia diciptakan, karena dia tahu siapa pembuatnya. Si pedang tidak egois dengan mengatakan “ah tuan, bosan tau jadi pedang yang selalu dipakai untuk perang dan mengerjakan hal-hal yang itu terus, aku mau jadi pedang yang cuman buat pajangan aja dhe kan gak cape”. Tapi pedang tahu untuk apa tuan nya membuat diri-nya, dan dia tetap setia dengan apa yang tuan nya mau untuk dia kerjakan.

 

Our Life is not About Us

Hello world… 🙂

Saya mau coba bikin blog lagi setelah sekian lama gak sentuh-sentuh lagi yang namanya “BLOG”. Ya, pertama kali pernah bikin blog tapi cuman iseng dan gak ada tujuan yang berarti (biasalah masih labillll :p).

Di blog ini saya gak akan mencoba narsis dengan menonjolkan apa yg menjadi perasaan ataupun kebutuhan atau apapun itu yang membuat saya menjadi PUSAT dari bacaan. Sesuai dengan sub-domain yang saya buat di wordpress ini, yap “thisisnotaboutme”. Saya tau pasti kalian jago-jago lah english nya jadi gak perlu saya kasi tau artinya 😀

Kalimat itu pertama kali muncul di benak saya sejak saya memulai membaca buku yang ditulis : Rick Warren yang berjudul “The Purpose Driven Life”. Buku ini berisi 40 Bab dan penulis mengistruksikan pembaca untuk membaca per-bab setiap harinya, jadi total ada 40 hari. Di bab pertama versi indonesia nya dimulai dengan kalimat “Ini bukan mengenai Anda”.